Kisah Abu Nawas Menipu Tuhan

Abu Nawas ialah seorang penyair Arab kenamaan yang karya-karyanya begitu fenomenal. 
ia merupakan seorang berketurunan arab dan persia. Dia sangat ahli dengan bebagai genre puisi Arab.reputasinya sendiri terbangun oleh lagu "khamiriyyat" dan puisi cinta budak pria "mudhakkarat". selain sebagai seorang penyair kenamaan, Abu Nawas juga merupakan seorang ulama alim sehingga mrmiliki murid yang banyak.



KISAH ABU NAWAS MENIPU TUHAN 

Suatu ketika datanglah tiga orang yang berniat untuk menanyakan suatu hal yang sama. dengan tangan terbuka Abu Nawas mempersilahkan setiap orang yang hendak belajar kepadanya.

Orang pertama yang datang kepadanya kemudian bertanya, "manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?" 
Abu Nawas menjawab: "orang yang mengerjakan dosa kecil"
 mengapa? lanjut si penanya itu terlihat sangat penasaran atas jawaban Abu Nawas.
"sebab lebih mudah diampni tuhan" kata abu nawas. maka orang pertama pun pergi dan meras puas dengan jawaban abu nawas.

Orang kedua kemudian yang giliran bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama.
"manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa kecil" 
abu nawas menjawab berbeda dengan jawaban pada orang pertama. "orang yang tidak mengerjakan keduanya" 
mengapa? tanya si penanya kedua.
" dengan tidak mengerjakan keduanya tentu tidak perlu mendapatkan pengampunan tuhan".  kata abu nawas maka orang kedua pun puas dengan jawaban tersebut.

Kemudian giliran orang ketiga bertanya dengan pertanyaan yang sama.
" manakah yang lebih utama orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?" 
jawab Abu Nawas "orang yang mengerjakan dosa besar" 
mengapa? tanya lagi.
"sebab pengampunan tuhan kepada hambanya itu sebanding dengan besarnya dosa hamba"
jawaban abu nawas tersebut juga membuat puas si penyanya yang ketiga.

setelah ketiga orang itu pamitan dengan perasaan puas, seorang murid abu nawas yang sedari tadi hadir dalam diskusi tersebut kemudian bertanya.
"mengapa dengan pertanyaan yang sama namun bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?"

Abu Nawas kemudian menjelaskan bahwa manusia itu berbeda tingkatannya.
"manusia itu dibagi menjadi tiga tingkatan tingkatan mata, tingkatan otak, tingkatan hati" 
lantas apakah tingkatan mata itu ? kata sang murid.

Abu Nawas menjawab " anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan kalau bintang yang dilihatnya itu kecil karena ia hanya menggunakan matanya" jawab Abu Nawas.
" lalu apa tingkatan hati itu ?" tanya sang murid.

"orang pandai dan mengerti ihwal perbintangan akan melihat bintang di langit itu kecil meskipun ia 
mengetahui kalau bintang itu sebenarnya besar. bagi nya tidak ada apapun yang lebih besar dibandingkan dengan keMaha Besaran Allah sebagai Tuhan".

Sang murid pun mulai bisa memahami mengapa pertanyaan yang sma bisa di jawab secara berbeda. namun ia masih penasaran untuk menguji gurunya. ia kemudian bertanya kembali.
"wahai guruku mungkinkah manusia MENIPU Tuhan ?"
"MUNGKIN" jawab abu nawas 
"bagaimana caranya?"

Abu Nawas menjelaskan bahwa manusia bisa menipu tuhan dengan segala kepadaiannya dalam memuja-memuji tuhannya. si murid pun meminta gurunya itu untuk mengajarkan doa pujian untuk menipu tuhan 

doa itu adalah ilahi lastu lil firdausi  ahla, wala aqwaa alan naril jahiimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi fa innaka ghafirudz dzanbil adhiimi (Wahai tuhanku aku ini tidak laink menjadi penghuni surga, namun tak pula aku sanggup ke nerakamu, oleh karenanya terima taubatku serta ampunilah segala dosa-dosaku. sesungguhnya engkaulah dzat dapat mengampuni dosa-dosa besa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maha Suci Allah

Aku Kehilangan Banyak Setelah Shalat